Sepanjang sejarah kehidupan manusia sejak zaman jahiliyah sampai sekarang, angkara murka yang disebabkan oleh kebutaan manusia dengan harta, tahta, dan wanita tak pernah usang dimakan waktu, karena kehidupan masih ada, sama halnya Abu Jahal dan Abu Lahab yang memiliki keluarga secara turun temurun sampai sekarang ini.
Rezeki adalah sebuah amanah yang maha dahsyat, bukan sebagai senjata untuk menghardik sesama, menghina sesama, melecehkan sesama, menyombongkan diri, dan menanamkan benih kebencian dan angkara murka. Karena harta juga, banyak manusia berpaling dari Tuhannya, menganggap dirinya jawara, menganggap dirinya terpandang karena hartanya.
وَلَوْ بَسَطَ الله ُالرِّزْقَ لِعِبَادِه لَبَغَوْا فىِ اْلاَرْضِ وَلكِنْ يُنَزِّلْ بِقَدَرٍ مَّآ يَشَآءُ قلى اِنَّه بِعِبَادِهِ خَبِيْرٌ بَصِيْرٌ.
“Dan sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya, niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi, tetapi Dia menurunkan dengan ukuran yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha teliti terhadap (keadaan) hamba-hamba-Nya, Maha Melihat”. (QS. Asy-Syura : 27).
Ahad, 13 Maret 2011 yang lalu, MI Matholi’ul Huda Keling telah menjadi saksi dan sekaligus menjadi korban keangkaramurkaan manusia terhadap harta. Suasana KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) menjadi kacau dan terhenti karena ulah oknum penggila harta dan pemuja berhala, setan berkeliaran di sekeliling madrasah terus memberikan support kepada sekutunya. Suasanya menjadi kacau, madrasah sebagai pihak yang dirugikan tidak sedikitpun memiliki ruang untuk meminta klarifikasi kejadian dan kerugian secara materi maupun psikologi, sang pengacau dengan gagahnya menentengkan lengan dan berkata-kata yang “tidak sepatutnya” keluar dari mulut seorang hamba Allah SWT, na’udzubillah.
Disisi lain, anak-anak didik menangis karena dampak situasi yang terjadi, anak-anakku menangis karena ketakutan, anak-anakku menjadi korban karena keangkaramurkaan, anak-anakku terisak-isak karena kesedihan, anak-anakku ………..mereka menangis, menangis…… dan terus menangis…….
Subhanalloo…h, tidak sedikitpun ada rasa bersalah dari mereka, tak sedikitpun kata maaf terlontar dari mereka, …….. mereka … mereka ……
Ya Allah…., selamatkan madrasah dari manusia-manusia terkutuk, selamatkanlah anak-anakku dari godaan syetan yang terkutuk, berilah kedamaian dan kemakmuran pada madrasah, berilah kekuatan pada para dewan guru yang mendidik mereka, jauhkanlah madrasah dari fitnah dan kekacauan. Jadikanlah madrasah ini sebagai media untuk mencetak kader-kader Islam yang berkualitas, hanya kepada-Mu lah kami menyembah, hanya kepada-Mu lah kami meminta, ……
تَوَجَّهْنَا عَلَيْكَ وَرَسُوْلِك ........
1 komentar:
betuul ..., tapi saya percaya itu semua ada hikmahnya. dan dengan air mata anak-anak didik akan membawa kesuburan sendiri bagi Madrasah Ibtidaiyah Matholi'ul Huda keling. Amiin
Posting Komentar